TEORI MIMESIS DAN SIGNIFICAN FORM

Nama : Azhar Rizky Adi Saksana 
Kelas : R3L NPM : 202146500908 
Matkul: Filsafat Seni 


ANALISIS TEORI MIMESIS DAN SIGINIFICAN FORM




Teori Mimesis menurut Plato 

    Plato berpendapatan bahwa semua manusia yang ada didunia nyata ini merupakan tiruan dari dunia gagasan, Adapun dunia gagasa tersebut berisi gagasan mengenai manusia. Begitu pula halnya dengan benda benda yang biasa kita jumpai di kehidupan sehari hari seberti pohon, gelas,bangunan, pensil, dan lain sebagainya.
 
    Begitu pula dengan tiga karya desain diatas, jika menganalisa dengan teori mimesis menurut plato, ketiga gambar diatas merupakan imitasi atau tiruan karena di ketiga gambar diatas terdapat gambar manusia, benda-benda, dan lainnya yang merupakan Salinan dari bentuk yang agung.

Teori mimesis menurut Aristoteles

     Berbanding terbalik dengan Plato, Aristoteles yang merupakan murid dari plato justru menilai positif terhadap mimesis, Aristoteles beranggapan bahwa mimesis itu bukanlah tiruan melaikan sebuah representasi.

     Jika menganalisis ketiga gambar diatas dengan teori mimesis Aristoteles, ketiga gambar tersebut merupakan sebuah representasi. Memang benar ketiga gambar tersebut dibuat oleh desainer dengan unsur sepetri manusia, benda-benda, dan bangunan yang terlihat realistik sesuai dengan kenyataan tetapi, menurut teori Aristoteles ketiga gambar diatas tidak sepenuhnya mendukung teori imitasi karena ketiga gambar diatas terdapat unsur-unsur lain seperti variasi bentuk dari gambar, warna dari gambar, serta makna dan tujuan yang terdapat pada gambar diatas.

Teori Significan Form

     Significan form merupakan pengalaman pribadi seseorang tentang terjadinya emosi yang khas Ketika melihat karya seni. Seperti ketiga gambar diatas, jika di Analisa dengan teori significan form gambar diatas tentunya dapat memunculkan sebuah emosi yang khas bagi pengamatnya. Yang dimaksud emosi khas disini bukanlah emosi yang biasa timbul di keseharian kita seperti marah, sedih, ataupun senang. Perasaan spesifik atau khas tadi disebut dengan estetik. Menurut saya emosi estetik yang ditimbulkan setelah melihat ketiga gambar diatas dapat disebabkan oleh komposisi gambar, susunan, warna, bentuk, ataupun makna dari gambar tersebut.

Tabel Pebedaan

 

 

Dilihat dari mimesis

 

Dilihat dari significan form

Karya A

Terdapat gambar manusia dan benda-benda lain

Memunculkan emosi estetik dengan melihat komposisi warna dan gaya desain

Karya B

Terdapat gambar manusia dan benda-benda lain

Memberikan kesan klasik dan bersifat promosi

Karya C

Terdapat gambar manusia dan benda-benda lain

Terdpat komposis penyusunan

pada gambar, dan bersifat promosi


Kesimpulan

Dapat disimpulkan kalau teori mimesis pada karya seni bisa di bilang cocok tetapi tidak untuk semua jenis karya seni karena sifat dari teori mimesis yang Menganggap latar belakang subjek pelukis tidak berpengaruh pada karyanya, menganggap kualitas kemiripan sebuah karya dengan realis itu bersifat tunggal. Berbeda dengan teori mimesis representasi yang menilai sebuah karya dengan tidak melihat latar belakang dari seorang seniman seolah olah seniman dapat bebas berekspresi pada karya yang dia buat.

Sedangkan teori significan form bisa dibilang sebagai teori yang cocok untuk menilai sebuah karya seni karena significan form menilai sebuah karya seni dari bergagai unsur yang terdapat didalamnya dan tidak fokus pada satu titik ertentu.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Representasi masa kecil melalui karya