Nama  : Azhar Rizky Adi Saksana

Kelas   : R3L

NPM   : 202146500908

 

FILSAFAT ESTETIKA DAN ETIKA

 

Estetika

Pada zaman ini rata-rata orang mengistilahkan estetika dengan banyak arti, Sebagian ada yang mengartikan sebagai keindahan, dan Sebagian lainnya mengartikan sebagai usaha mempercantik diri. Jika kita lihat dari abad ke 18, para pemikir mengartikan estetika sendiri bukanlah kajian seni ataupun keindahan tetapi sebagai kajian proses pencerapan panca indrawi.

Tradisi pemikiran yang berkembang sejak zaman dulu sampai modern biasa mengartikan keindahan sebagai satu sisi dari segitiga konseptual (Bonum, Verum, Pulchrum), Bonum adalah kebaikan, Verumn adalah kebenaran, dan pulchrum adalah “apa yang indah”. Usaha untuk menggambarkan suatu yang khas dari keindahan dari keindahan menggiring para pemikir estetika pada suatu kesimpulan yaitu, “apa yang membuat sesuatu itu indah haruslah dilihat dari segi wahananyaa’ atau dilihat dari bagaimana sang seniman mengolah wahananya. Hal ini disebut dengan konsep kekhasasan wahana.

“Indahnya sebuah lukisan haruslah murni diihat dari segi aspek formalnya atau bagaimana lukisan tersebut dapat memunculkan kekhasan wahananya dengan mengoptimalkan suatu komposisi seperti warna dan ritme, dan bukan dari segi bagaimana lukisan itu menggambarkan suatu keadaan yang ideal seperti kesenangan atau sebagainya.

Berbeda dengan pemikiran estetika pada abad ke 20, pembedaan seniman dengan bukan seniman semakin lama semakin ditinggalkan, karna seniman dan bukan seniman tidak dapat lagi dibedakan, maka pada dasarnya semua orang itu adalah seniman. Oleh karna itu, tugas seorang seniman bukan lagi menciptakan sebuah karya seni tetapi menciptakan sebuah relasi baru, hal ini adalah pandangan inti dari pemikiran estetika relasional yang tumbuh pada peralihan abad 20 ke 21.

 

Etika

            Sebelum mendalami ap aitu estetika, kita diharuskan bisa membedakan apa itu etika dan etiket. Etiket adalah suatu bentuk sopan santun, adat istiadat, atau suatu kebiasaan yang berlaku, contohnya seperti saat kita masur ruangan lalu kita mengucapkan salam, atau bersikap sopan terhadap yang lebih tua. Etiket sifatnya relatif, seperti contoh di bidang profesi tertentu yang pasti punya etiket yang berlaku di dalam bidang itu sendiri.

            Filsatafat etika sendiri memiliki 3 aliran besar, yaitu;

1.     Etika deontologis

Etika deontologis merupakan etika yang menguku etis atau tidak etisnya dari suatu Tindakan yang dianggap wajib.  jika kita melakukan Tindakan yang sekiranya wajib seperti menjalankan perintah yang dianggap dalam moral wajib, berarti tindakat kita sudah etis. Ada juga sebaliknya, kita bisa dibilang tidak etis jika kita melakukat tindakan yang kita anggap menyenangkan contohnya seperti saat kita membantu orang karena kita senang saat membantu orang itu dianggap tidak etis karena kita melakukannya demi kesenangan kita bukan karena kewajiban.

 

2.     Etika keutamaan

 

Etika keutamaan bisa dibilang merupakan ekspresi dari sebuah karakter masing-masing atau seperti adat yang mencapai status moral karena memiliki pedoman yang dapat menghasilkan hidup yang baik. Contohnya seperti sikap control diri sepetri menahan amarah, menahan diri untuk tidak mengeluarkan uang untuk yang kurang bermanfaat. Etika keutamaan ini melihat masalah etika sebagai suatu rangkaian dalam menjalankan hidup yang lebih luas seperti hidup Sentosa, hidup berkecukupan, hidup Bahagia yang tidak berlebihan dan jika kita menjalankan hidup sepetri itu maka kitab isa dibilang etis.

 

3.     Etika konsekuesnsialis

 Etika konsekuensialis  adalah aliran etika yang tergantung terhadap hasil atau segala sesuatunya dilihat dari hasilnya, seperti contoh kita menyelamatkan nyawa lebih banyak ketimbang menyelamatkan 1 nyawa merupakan Tindakan yang baik. Atau contoh lain dari aliran ini adalah utilitiarisme, yaitu suatu yang berbasis kepada manfaatnya, seperti kita menciptakan kebahagiaan kepada banyak orang ketimbang 1 atau 2 orang maka tindakan itu disebut bernilai secara moral.

 

Terdapat juga yang Namanya filsafat politik, atau etika yang bersifat lebih terbuka atau tidak privat. Filsafat poliik sendiri mencakup hal-hal kehidupan Bersama seperti musyawarah atau penentuan kebijakan. Dan ada juga fisafat estetika yang membahas indah atau tidak indah yang lebih bersifat prifat. Contohnya seperti melihat sebuah lukisan kemudian ada rasa kagum atau terpesona yang muncul dalam diri kita.

Kedua filsafat itu merupakan dua filsafat yang mencakup aspek aspek dari kehidupan. Estekita sendiri bisa muncul jika kita mengukur filsafat politik dengan estetik, seperti menambahkan filsafat politik lalu mengurangi estetika begitu juga sebaliknya.

Etika demontologis dapat muncul jika kita menggabungkan filsafat politik dan estetik tetapi mengurangi politiknya dan melebihkan estetiknya, karna etika demontologis itu bisa  ditentukan berdasarkan perasaan apa yang muncul pada diri kita.

Etika keutamaan dapat muncul jika kita menggabungkan filsafat politik dan estetika tetapi mengurangi estetikanya dan melebihi politiknya, karena etika keutamaan ini lebih menonjolkan suatu hasil untuk kebanyakan orang, suatu hasil yang bermanfaat bagi banyak orang ketimbang sedikit orang.

Etika konsekuensialis

Konsekuen sialis ada aliran etika yang dimana filsafat politik dan estetika di jadikan satu tampa sisa atau benar benar digabungkan dan menjadi utilitiarisme. Contohnya seperti orang yang senang berbuat baik dan hasilnya dapat dirasakan oleh kebanyakan orang atau berdampak positif juga terhadap orang lain.

 

Kesimpulan

-        Untuk kesimpulan pada bagian etetika saya telah mengehtahui kalau pemikiran tentang estetika dari abad ke abad terus berubah ubah seperti yang pada awalnya estetika dapat muncul Ketika melihat lukisan dan dapat dinilai indah bukan dari apa yang digambarkan melaikan bagaimana sang seniman menciptakan sebuah wahana dalam lukisan tersebut yang dihasilkan dari pengoptimalan prisip-prinsip, hingga  pemikiran estetika pada zaman modern ini yang dimana seniman dan non seniman tidak dapat dibedakan lagi dan tidak menciptakan seni lagi melaikan sebuah relasi.

 

-        Untuk kesimpulan pada bagian etika saya telah mengehtahui kalau etstetika itu bukan lah hal yang memiliki dasar. Dari ke tiga aliran etika diatas saya jadi tahu bahwa etika muncul dengan kita menggabungkan filsafat politik dan filsafat estetika entah kita merubah susunan keduanya lalu di gabungkan atau melebihkan salah satunya lalu mengurangi yang satunya dan akhirnya di gabungkan maka muncullan etika.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Representasi masa kecil melalui karya